Tangerang, 18 Desember 2024 – Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Indonesia (APPTI) 2024 diselenggarakan di Universitas Pramita Indonesia, Tangerang, pada tanggal 18 Desember 2024. Tema Mukernas APPTI tahun ini adalah “Peran Penerbit Perguruan Tinggi dalam Penguatan Akreditasi dan Peningkatan Potensi Literasi Digital Preuner.” Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 penerbit perguruan tinggi dari seluruh Indonesia, yang berasal dari perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta.
Dalam sambutan pembukaannya, Professor Dr. Purnomo Ananto, MM., Ketua Umum APPTI, menegaskan bahwa perguruan tinggi berperan penting sebagai penyedia ilmu pengetahuan dan pendidikan. Ia menjelaskan bahwa perguruan tinggi dianggap sebagai pusat pengetahuan yang sangat diperlukan oleh masyarakat, yang dapat membantu individu untuk bersaing dan memperoleh kehidupan yang layak. Oleh karena itu, penerbit perguruan tinggi atau University Press memiliki peran strategis dalam mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mereka bertugas mempublikasikan dan mendistribusikan karya ilmiah dari perguruan tinggi untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas.
Purnomo juga mengungkapkan bahwa penerbit perguruan tinggi berfungsi sebagai penjaga pintu utama dalam penerbitan ilmiah yang tidak hanya berkontribusi pada industri buku, tetapi juga dalam pembentukan komunitas ilmuwan. Oleh karena itu, selain kualitas produk penerbitan (baik buku cetak maupun digital), pelayanan prima dari penerbit perguruan tinggi sangat diperlukan untuk memastikan kesuksesan mereka.
Dalam diskusinya mengenai industri penerbitan buku di Indonesia, Purnomo mengidentifikasi lima pilar penting yang mempengaruhi ekosistem ini. Kelima pilar tersebut adalah penerbit, percetakan, distributor, toko buku, dan konsumen atau pembaca. Meskipun jumlah penerbit di Indonesia terus berkembang (tercatat ada 783 penerbit di Jawa dan Sumatera), industri perbukuan di Indonesia masih menghadapi tantangan, terutama dalam hal distribusi yang tidak merata dan rendahnya minat baca masyarakat. Berdasarkan kajian UNESCO, hanya satu dari seribu orang Indonesia yang memiliki minat baca tinggi, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan tingkat minat baca terendah di dunia.
Sementara Dr. PO Abas Sunarya, sebagai Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Banten (APTISI) menekankan bahwa salah satu tantangan utama dalam pengembangan penerbit perguruan tinggi adalah kurangnya sumber daya manusia yang memahami seluk-beluk penerbitan buku berkualitas, terutama di perguruan tinggi swasta. Ia juga mengharapkan pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), untuk memberikan dukungan dan insentif yang diperlukan agar penerbit perguruan tinggi dapat berkembang lebih baik. Selama Mukernas, para peserta membahas berbagai strategi untuk mengatasi tantangan tersebut dan mencari solusi untuk meningkatkan ekosistem penerbitan perguruan tinggi di Indonesia. Abas berharap, melalui pertemuan ini, dapat tercapai keputusan-keputusan yang bermanfaat untuk kemajuan dunia penerbitan di Indonesia.
Selain itu, Dr. Zalzulifa, M.Pd selaku Rektor dan Ketua Panitia Tuan Rumah Mukernas juga mengungkapkan beberapa inisiatif penting di Universitas Pramita Indonesia. Universitas ini tengah menghidupkan kembali Pramita Press, sebuah unit penerbitan yang telah tidak aktif selama lima tahun. Dengan memulai kembali Pramita Press, universitas ini berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, serta menjadi wadah bagi civitas akademika untuk menerbitkan karya-karya ilmiah mereka.
Sebagai organ yang lahir dari Rahim APPTI, Zalzulifa juga melaporkan keterlibatannya sebagai Ketua Forum Penerbit Buku Elektronik Indonesia (FPBEI) dan Afiliasi Penerbit Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah (APPTIMA), di mana ia berperan dalam menyelesaikan produksi 20 buku ajar elektronik bekerja sama dengan Forum Banten Menulis dan Pesona Edu. Inisiatif ini bertujuan untuk memajukan penerbitan buku elektronik di Indonesia, sejalan dengan upaya meningkatkan literasi digital di negara ini. Berharap kedepan pola bimbingan teknis pembuatan buku elektronik yang dilakukan pada awal Pandemic Covid 19 bisa menjadi role model untuk diterapkan sejalan dengan tema mukernas kali ini.
Untuk mendukung gerakan literasi secara massif maka sesuai dengan lingkungan kampus dengan nuansa UBUD, sebuah nama perkempungan di Kabupaaten Tangerang, Universitas Pramita Indonesia juga meluncurkan program unggulan dengan tagline aksi “Pramita Reborn: Smart University Village Kampus Kreatif Bangun Desa untuk Dunia.” Program ini bertujuan untuk memberdayakan desa melalui pendidikan dan inovasi. Salah satu bagian dari program ini adalah Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Pembangunan Desa (Gen-PeDe), yang melibatkan pemuda Indonesia untuk mempercepat pembangunan desa melalui inovasi dan teknologi. Program ini sedang dalam pembahasan untuk menjadi tematik kolaborasi dengan Kementerian Desa maupun Badan Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Selain itu, untuk memperluas jaringan internasional, Universitas Pramita Indonesia juga telah melakukan penandatanganan kerja sama dengan Institute for Education & Research Publication (IERP), lembaga pengelola jurnal internasional yang berbasis di Bangkok. Dalam konteks Bidang Kerjasama yang kami pimpin di APPTI, berharap dengan adanya penandatanganan secara virtual dengan Ketua APPTI Pusat maka akan membuka peluang besar bagi universitas untuk memperkenalkan karya ilmiah para akademisi Indonesia di dunia internasional dan meningkatkan reputasi universitas di kancah global.
Zalzulifa menutup laporannya dengan menekankan pentingnya kolaborasi baik di tingkat nasional maupun internasional untuk mencapai tujuan besar dalam mengembangkan penerbitan perguruan tinggi dan memperkuat peran Indonesia dalam percakapan global. Ia mengajak seluruh peserta Mukernas untuk bersama-sama mendukung langkah-langkah strategis yang akan diambil, demi kemajuan dunia penerbitan perguruan tinggi di Indonesia.
Mukernas APPTI 2024 berakhir dengan harapan besar untuk mengatasi tantangan yang ada dan mendorong kemajuan penerbitan perguruan tinggi di Indonesia. Melalui kerja sama dan inovasi berkelanjutan, diharapkan industri perbukuan Indonesia akan berkembang dan memberikan dampak positif bagi pendidikan dan perkembangan intelektual di tanah air (Zal/Red).