Kolaborasi Pramita, PGRI dan Cakra Banten.
cakrabanten.co.id, Tangerang,- Sejatinya kemampuan literasi menulis memiliki hubungan yang sangat penting dengan pembangunan desa. Ada beberapa alasan mengapa kemampuan literasi menulis mempengaruhi pembangunan desa, antara lain Komunikasi, Pembedayaan Masyarakat, dan Pendidikan: Kemampuan menulis yang baik memungkinkan warga desa untuk berkomunikasi dengan lebih efektif. Mereka dapat menyampaikan ide, kebutuhan, dan masalah melalui surat, proposal proyek, laporan, atau media sosial. Komunikasi yang efektif memungkinkan masyarakat desa untuk bekerja sama secara lebih baik dalam upaya pembangunan. Kemampuan menulis juga dapat memberdayakan warga desa untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan kemampuan menulis, mereka dapat menulis surat kepada pejabat pemerintah, membuat petisi, atau menyuarakan aspirasi mereka melalui media lokal.
Bahkan literasi menulis adalah bagian penting dari pendidikan karena dengan kemampuan menulis yang baik, warga desa dapat lebih mudah mengakses informasi, mempelajari keterampilan baru, dan mengikuti program pembelajaran jarak jauh atau kursus yang tersedia online. Artinya pendidikan yang lebih baik akan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa secara keseluruhan. Kemampuan menulis juga dapat membantu pengembangan ekonomi di desa. Misalnya, dengan kemampuan menulis yang baik, warga desa dapat membuat iklan untuk produk lokal mereka, menyusun proposal untuk mendapatkan dana bantuan, atau menjalankan bisnis online seperti menulis konten web atau blogging.
Di tingkat pemerintah desa, kemampuan menulis yang baik sangat penting untuk pencatatan data dan pelaporan. Laporan yang baik tentang kegiatan pembangunan, keuangan desa, dan masalah-masalah yang muncul memungkinkan pemerintah untuk membuat keputusan yang lebih baik dan mengalokasikan sumber daya secara efektif. Dengan demikian, kemampuan literasi menulis yang baik memiliki dampak yang signifikan pada pembangunan desa dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya.
Sejalan dengan potensi kemampuan literasi diatas, Universitas Pramita Indonesia menawarkan Beasiswa Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Desa Wisata dan Desa Kreatif (GN-PPDWDK) dimana desa dapat berperan sebagai laboratorium literasi, program ini diinisiasi sebagai obyek kerjasama sinergi antara Pramita dengan Media Tabloid Cakra Banten maupun PGRI sejalan dengan tagline aksi Universitas Pramita Indonesia dalam PRAMITA REBORN, Kampus Kreatif Bangun Desa untuk Dunia.
Kampus Kreatif bukan sekadar institusi pendidikan tinggi, akan tetapi bentuk memiliki komitmen yang kuat untuk menjadi agen perubahan dalam mewujudkan desa yang berdaya saing global. Kita percaya bahwa desa-desa memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, dan Pramita berkomitmen untuk mengubah paradigma pembangunan desa dengan menghadirkan inovasi, kreativitas, dan pengetahuan.
Dengan mengusung semangat aksi dan kolaborasi, kita dapat menciptakan perubahan positif yang nyata dalam kehidupan masyarakat desa dan menyumbangkan kontribusi yang berarti bagi dunia. Bersama-sama, mari kita bangun masa depan yang lebih cerah dan berdaya saing global, di mana setiap desa memiliki tempatnya sendiri dalam meraih kejayaan.
Mengintegrasikan fungsi desa sebagai Teaching Factory atau Teaching Industry, selain pengetahuan 5W1H berikut tips cerdas literasi melalui terminologi “Plan, React, Actual, Massive, Internship, Taskbase, Archive, Service”, sifat dan perilaku PRAMITANS yang dapat dijelaskan dam akronim berikut:
1. Plan: Sifat perencanaan merujuk pada kemampuan untuk merencanakan dengan baik, menetapkan tujuan yang jelas, dan membuat strategi untuk mencapai tujuan tersebut.
2. React: Kemampuan untuk bereaksi dengan cepat terhadap perubahan atau situasi yang muncul, termasuk dalam mengatasi tantangan atau mengambil peluang yang baru.
3. Actual: Sifat ini mencakup melakukan tugas atau aktivitas dengan tepat, teliti, dan sesuai dengan harapan atau rencana yang telah ditetapkan.
4. Massive: Merujuk pada kemampuan untuk mengelola atau terlibat dalam proyek-proyek yang besar atau dalam skala besar yang melibatkan banyak sumber daya dan kompleksitas.
5. Internship: Keterlibatan dalam pengalaman kerja sementara untuk mendapatkan pemahaman praktis tentang bidang tertentu atau untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan.
6. Taskbase: Pendekatan dalam mengelola tugas-tugas atau proyek-proyek, di mana aktivitas-aktivitas terorganisir berdasarkan pada tugas-tugas yang harus diselesaikan dengan cara yang efisien dan efektif.
7. Archive: Praktik menyimpan dan mengelola informasi atau dokumen untuk penggunaan atau referensi di masa mendatang, termasuk pengarsipan dokumen dan pengetahuan yang relevan.
8. Network: Kemampuan untuk membangun dan memelihara jaringan profesional yang kuat, termasuk koneksi dengan rekan-rekan akademik, profesional, dan industri untuk berbagi pengetahuan, peluang, dan sumber daya.
9. Serivices: Merujuk pada pelayanan, seorang berwatak Pramitans adalah pribadi yang senantiasa melayani
Sifat dan perilaku PRAMITAN dalam konteks ini mencerminkan serangkaian atribut yang diperlukan untuk berhasil dalam lingkungan akademik dan profesional yang dinamis dan kompleks.
Sifat-sifat ini secara bersama-sama membentuk fondasi yang kuat bagi anggota komunitas akademik untuk berkembang dan berkontribusi secara efektif dalam lingkungan akademik. Dengan demikian, PRAMITAN dalam konteks ini mengacu pada serangkaian sifat dan perilaku yang meliputi perencanaan, reaksi cepat, implementasi yang efektif, menangani proyek atau kegiatan dalam skala besar, pengalaman magang, manajemen tugas yang efisien, dan pengelolaan informasi yang baik (zlz).